MARQUEE

HAVE A NICE DAY

Selasa, 07 Maret 2017

Kesehatan : Serangan Jantung


Pengertian Serangan Jantung 


Serangan jantung adalah kondisi yang terjadi ketika pasokan darah menuju ke jantung terhambat. Ini adalah kondisi medis darurat yang biasanya disebabkan oleh penggumpalan darah atau penumpukan lemak, kolesterol, dan unsur lainnya. Gangguan aliran darah ke jantung tersebut bisa merusak atau menghancurkan otot jantung dan bisa berakibat fatal. Dalam dunia medis, serangan jantung disebut juga sebagai infark miokard.


Berikut ini adalah gejala yang mungkin muncul pada penderita serangan jantung.

  • Sesak napas.
  • Sakit atau nyeri di bagian dada.
  • Merasa lemah dan pusing.
  • Sangat gelisah atau cemas.


Serangan jantung tidak tergantung pada keparahan sakit dada yang dirasakan. Sakit dada yang dirasakan belum tentu terjadi pada semua orang yang merasakan sakit jantung. Kadang-kadang rasa sakitnya ringan dan disalahartikan sebagai gangguan pencernaan biasa, seperti sakit lambung (maag). Sebaliknya, tidak semua sakit dada adalah akibat serangan jantung.


Oleh karenanya, penting bagi kita untuk selalu waspada akan berbagai gejala tersebut. Segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat. 


Penyebab Terjadinya Serangan Jantung


Penyebab utama terjadinya serangan jantung adalah penyakit jantung koroner. Penyakit jantung koroner terjadi karena tersumbatnya pembuluh darah utama yang memasok darah ke jantung (pembuluh koroner). Sumbatan ini disebabkan oleh timbunan kolesterol berupa plak yang menempel di dinding pembuluh darah.


Plak yang retak akan mengakibatkan terjadinya penggumpalan darah. Akhirnya, penggumpalan darah ini akan menghambat pasokan darah dan oksigen ke jantung melalui pembuluh koroner. Kondisi inilah yang akhirnya menyebabkan terjadinya serangan jantung. Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung koroner, antara lain:


Pengobatan pada Serangan Jantung


Serangan jantung adalah kondisi medis darurat yang harus ditangani secepatnya. Segera ke rumah sakit terdekat jika Anda atau seseorang dicurigai mengalami serangan jantung. Untuk penanganan pertama, segera konsumsi aspirin dengan dosis normal 300 mg, tapi sebelumnya pastikan bahwa penderita tidak alergi terhadap aspirin. Obat ini bisa membantu mengencerkan darah dan mengurangi risiko serangan jantung lebih lanjut.
 
Pengobatan yang diberikan pada penderita serangan jantung adalah obat-obatan untuk melarutkan gumpalan darah dan prosedur operasi untuk mengembalikan aliran darah menuju  jantung. Pengobatan yang dilakukan akan disesuaikan dengan tingkat keparahan kondisi penderita serangan jantung.


Serangan jantung yang parah atau terlambat ditangani bisa menyebabkan komplikasi yang serius dan bahkan berakibat pada kematian. Komplikasi yang terjadi bisa muncul segera setelah terjadinya serangan jantung. Berikut ini beberapa komplikasi yang bisa terjadi akibat serangan jantung.

  • Gagal jantung. Kondisi ini terjadi ketika jantung tidak bisa memompa darah ke tubuh secara efektif. Gagal jantung terjadi karena otot jantung telah rusak permanen akibat serangan jantung yang terjadi.
  • Aritmia. Kondisi ketika detak jantung menjadi tidak normal. Jantung berdegup makin kencang hingga akhirnya berhenti berdetak dan terjadi henti jantung atau cardiac arrest.
  • Syok kardiogenik. Kondisi ketika otot jantung rusak parah dan tidak bisa lagi memasok darah ke tubuh dengan baik. Hal ini menyebabkan fungsi tubuh tidak berjalan dengan baik.
  • Jantung ruptur/retak. Kondisi ketika otot, dinding, atau katup jantung sudah retak.

Pasien penderita serangan jantung yang disertai komplikasi sering kali meninggal dunia sebelum mereka sampai di rumah sakit. 

Pemulihan dan Peluang Hidup


Seseorang bisa kembali pulih dari serangan jantung tergantung kepada tingkat kerusakan otot jantung yang terjadi. Ada yang membutuhkan waktu beberapa bulan dan ada pula yang butuh waktu hanya beberapa minggu. Tujuan dari proses pemulihan yang dilakukan adalah:

  • Mengurangi risiko terulangnya serangan jantung. Hal ini bisa dilakukan dengan perubahan gaya hidup yang dilakukan pasien sendiri. Termasuk di antaranya perubahan menu makanan dan konsumsi obat-obatan.
  • Mengembalikan kebugaran fisik. Hal ini bertujuan agar Anda bisa kembali melakukan aktivitas sesuai kebutuhan Anda.

Kematian sering kali terjadi sebelum pasien mencapai rumah sakit, atau dalam satu bulan setelah pasien mengalami serangan jantung. Apabila pasien berhasil bertahan selama sebulan setelahnya, kemungkinan besar mereka untuk bertahan hidup sangat bagus.


Peluang hidup seseorang yang pernah mendapatkan serangan jantung bergantung pada beberapa hal. Pertama adalah usia pasien. Apabila usia orang yang mengalami serangan jantung makin tua, kemungkinan terjadinya komplikasi akan bertambah.


Kedua, tingkat keparahan serangan jantung juga berpengaruh kepada peluang hidup seseorang. Yang paling utama adalah seberapa parah kerusakan otot jantung yang terjadi. Sedangkan yang ketiga, waktu yang dibutuhkan seseorang hingga dia mendapatkan pertolongan saat mengalami serangan jantung. Makin lama penanganan serangan jantung, maka peluang hidupnya akan makin berkurang.

Penyebab Serangan Jantung 


Serangan jantung terjadi karena pasokan darah ke jantung terganggu. Jantung membutuhkan pasokan darah konstan yang mengandung oksigen, sama halnya dengan organ dan jaringan lain di dalam tubuh. Jika jantung tidak mendapatkan pasokan darah yang cukup, otot-otot jantung akan rusak dan akhirnya bisa mati.


Otot jantung bisa mengalami kerusakan yang tidak bisa dipulihkan kembali apabila tidak segera diobati. Jantung akan berhenti berdetak jika kerusakan terjadi pada sebagian besar jantung, ini dikenal dengan istilah henti jantung. Pada akhirnya, kondisi ini akan menyebabkan kematian.


Kondisi utama yang sering menyebabkan serangan jantung adalah penyakit jantung koroner. Ini adalah kondisi di mana pembuluh koroner tersumbat oleh penumpukan kolesterol (plak). Setelah beberapa waktu, plak akan mengalami keretakan. Hasilnya, terjadi penggumpalan darah pada plak yang retak itu. Aliran pasokan darah yang melewati pembuluh koroner menuju jantung akan terhalang oleh penggumpalan ini dan akhirnya menyebabkan serangan jantung.


Selain penyakit jantung koroner, berikut adalah penyebab lain untuk serangan jantung:

  • Penyalahgunaan obat-obatan. Obat-obatan stimulan saraf seperti kokain, amphetamine (shabu), dan methamphetamine (disebut juga kristal Meth) bisa menyebabkan penyempitan pembuluh koroner, menghambat pasokan darah, serta memicu terjadinya serangan jantung. Serangan jantung yang terjadi pada pemakai kokain menjadi penyebab utama kematian pada usia muda.
  • Aneurisma. Ini adalah kondisi ketika terdapat kelemahan pada dinding pembuluh darah. Dinding pembuluh darah yang melemah akhirnya tidak akan bisa menahan tekanan dari darah yang mengalir melewatinya. Akibatnya pembuluh darah akan mengalami keretakan. Jika aneurisma terjadi di pembuluh koroner, maka aliran darah terhambat dan serangan jantung terjadi.
  • Hipoksia atau kekurangan oksigen di dalam darah. Kadar oksigen dalam darah bisa menurun karena keracunan karbonmonoksida atau fungsi paru yang rusak. Sebagai akibatnya, tubuh dialiri darah yang tidak mengandung oksigen dan akhirnya memicu terjadinya serangan jantung.

Faktor Risiko


Terdapat beberapa faktor risiko yang berkontribusi dalam menyebabkan terjadinya penimbunan lemak dan akhirnya mempersempit pembuluh darah. Beberapa faktor yang disebutkan di bawah ini dapat ditangani atau dihilangkan untuk menghindari terjadinya serangan jantung.

  • Riwayat kesehatan keluarga. Jika terdapat anggota keluarga dekat, terutama orang tua dan saudara kandung yang memiliki riwayat penyakit jantung, risiko Anda mengalaminya akan dua kali lipat lebih tinggi.
  • Merokok. Karbonmonoksida dan nikotin pada rokok dapat meningkatkan tekanan pada jantung dengan membuat jantung bekerja lebih cepat. Rokok juga dapat menyebabkan terjadinya penggumpalan darah. Bahan kimia dalam rokok bisa merusak lapisan pembuluh koroner. Orang yang merokok berisiko lebih tinggi 24 persen untuk mengalami penyakit jantung.
  • Diabetes. Pada diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2 yang tidak terkendali, kadar glukosa dalam darah yang tinggi merusak dinding pembuluh koroner. Penderita diabetes lebih rentan terkena penyakit jantung koroner.
  • Hipertensi atau tekanan darah tinggi. Pembuluh koroner akan menjadi lemah jika hipertensi tidak ditangani.
  • Obesitas atau kelebihan berat badan. Kondisi ini tidak secara langsung meningkatkan risiko terkena penyakit jantung koroner atau serangan jantung. Tapi kondisi ini bisa menjadi pemicu munculnya faktor risiko lain. Orang dengan berat badan lebih cenderung mengalami hipertensi, makan makanan berlemak, dan berisiko terkena diabetes.
  • Usia dan jenis kelamin. Makin bertambah usia seseorang, kemungkinan menderita penyakit jantung koroner juga meningkat. Pria lebih cenderung terserang penyakit jantung koroner dibandingkan wanita.
  • Minuman keras. Mengonsumsi minuman keras secara berlebih bisa menyebabkan hipertensi dan kadar kolesterol bertambah. Akibatnya risiko terkena penyakit jantung koroner juga meningkat. Orang yang suka mengonsumsi minuman keras cenderung menjalani gaya hidup yang lebih buruk, misalnya merokok, makan makanan berlemak, dan kurang berolahraga.
  • Makanan. Makanan yang banyak mengandung lemak jenuh meningkatkan kadar kolesterol dalam darah. Selain itu, risiko menderita penyakit jantung koroner dan serangan jantung juga akan meningkat. Untuk menurunkan kadar kolesterol, Anda bisa mengubah pola makan dan mengonsumsi obat statin.
  • Olahraga. Kurang berolahraga bisa berakibat pada obesitas dan hipertensi, yang pada akhirnya akan meningkatkan risiko serangan jantung.
  • Polusi udara. Berdasarkan penelitian, pajanan terhadap polusi udara terutama asap kendaraan, bisa meningkatkan risiko terkena penyakit jantung koroner.
  • Memiliki masalah dengan penyakit autoimun. Penyakit seperti artritis, lupus, dan penyakit autoimun lain bisa meningkatkan risiko mengalami serangan jantung.
  • Riwayat preeklamsia saat hamil. Wanita yang mengalami preeklamsia atau tekanan darah tinggi saat hamil lebih berisiko mengalami serangan jantung.

Pengobatan Serangan Jantung 


Setelah mengalami serangan jantung, pada tiap menitnya makin banyak jaringan jantung yang kehilangan oksigen dan akhirnya rusak dan mati. Langkah untuk mencegah berlanjutnya kerusakan jantung ini adalah dengan mengembalikan aliran darah secepatnya.


Obat-obatan yang Digunakan

Berikut ini adalah obat-obatan yang akan diberikan untuk menangani serangan jantung.

  • Aspirin. Obat ini berguna untuk mengurangi penggumpalan darah. Sebagai efeknya, aliran darah tetap mengalir melalui pembuluh yang sudah mengalami penyempitan.
  • Obat penghambat enzim konversi angiotensin (ACE inhibitor). Obat ini berfungsi memperlebar pembuluh darah dan menurunkan tekanan darah sehingga mengurangi beban jantung.
  • Trombolitik. Obat ini membantu melarutkan gumpalan darah yang menghalangi aliran darah menuju ke jantung. Makin cepat pasien mendapatkan obat ini setelah serangan jantung, kemungkinan untuk bertahan hidup akan meningkat, serta kerusakan jaringan jantung lebih sedikit.
  • Obat antiplatelet. Obat ini berfungsi mencegah pembentukan gumpalan darah dan menjaga agar gumpalan yang sudah terjadi tidak bertambah besar.
  • Nitrogliserin. Obat ini berfungsi meningkatkan aliran darah ke jantung dengan melebarkan pembuluh darah.
  • Obat pengencer darah seperti heparin juga biasanya diberikan untuk mencegah penggumpalan darah terjadi lagi.
  • Obat penghambat beta (Beta blockers). Obat ini berfungsi memperlambat detak jantung dan melindungi jantung dari adrenalin dan noradrenalin di dalam tubuh. Obat ini biasanya diberikan ketika jantung tidak bisa memompa darah ke seluruh tubuh dengan baik.
  • Obat penghilang rasa sakit (morfin). Obat ini mungkin akan diberikan untuk meredakan rasa sakit, kecemasan, atau ketidaknyamanan yang dirasakan pasien.

Operasi dan Prosedur Penanganan Serangan Jantung


Berikut ini adalah prosedur operasi yang mungkin perlu dilakukan untuk menindaklanjuti serangan jantung yang telah terjadi.

  • Angioplasti koroner. Kateter atau pipa kecil dengan balon pada ujungnya dimasukkan ke dalam pembuluh darah besar di pangkal paha atau lengan. Balon akan diarahkan ke bagian pembuluh yang menyempit di jantung. Setelah berada di pembuluh itu, balon dikembungkan untuk membuka pembuluh darah dan juga menghancurkan plak.
  • Operasi bypass jantung atau coronary artery bypass graft (CABG). Operasi ini dilakukan ketika terjadi banyak penyumbatan pembuluh koroner. Aliran darah ke jantung akan dibuatkan jalur baru. CABG melibatkan pengambilan pembuluh darah dari bagian lain tubuh, biasanya diambil dari dada atau kaki, untuk digunakan sebagai cabang baru.
  • Transplantasi jantung. Ini adalah prosedur penggantian jantung pasien yang sudah mati dengan jantung donor yang masih sehat. Donor berasal dari orang yang sudah meninggal dan mendapat persetujuan dari keluarga mendiang untuk mendonorkan organnya.

Pemulihan Setelah Mengalami Serangan Jantung


Jika Anda bertahan setelah mengalami serangan jantung, masa pemulihan yang dibutuhkan bisa berlangsung berbulan-bulan. Pemulihan ini harus dilakukan secara perlahan-lahan. Tujuan utama dari proses pemulihan ini adalah mengembalikan kebugaran fisik untuk bisa melanjutkan aktivitas sehari-hari (rehabilitasi jantung) dan mengurangi risiko terjadinya pengulangan serangan jantung.
 
Pasien penderita serangan jantung akan disarankan melakukan aktivitas ringan atau beristirahat sepulang dari rumah sakit. Kegiatan seperti berjalan kaki jarak pendek dan naik-turun tangga beberapa kali bisa dilakukan. Secara perlahan-lahan, tingkatkan aktivitas fisik selama beberapa minggu. Pemulihan hingga ke kondisi awal tergantung kepada kesehatan pasien secara umum dan juga kondisi jantung.


Untuk mengetahui program rehabilitasi jantung, Anda bisa mencari tahu dan menanyakan langsung ke rumah sakit di daerah Anda. Program ini biasanya dilakukan satu hingga dua bulan setelah keluar dari rumah sakit.


Program rehabilitasi jantung ini biasanya disertai beberapa jenis olahraga tergantung kepada pilihan yang diambil dan dilakukan satu atau dua kali dalam seminggu. Sering kali berkaitan dengan olahraga aerobik. Olahraga ini bertujuan menguatkan jantung, menurunkan tekanan darah, dan meningkatkan sirkulasi darah pada tubuh.


Berikut ini hal-hal yang perlu diperhatikan ketika menjalani pemulihan dari serangan jantung.

  • Aktivitas seksual. Kegiatan ini biasanya bisa dilakukan satu hingga dua bulan setelah mengalami serangan jantung. Aktivitas ini tidak meningkatkan risiko pengulangan serangan jantung, tapi beberapa obat-obatan serangan jantung dan tingkat kecemasan emosi seseorang bisa memengaruhi kemampuan seksual. Tanyakan kepada dokter jika Anda mengalaminya dan beberapa obat-obatan bisa diresepkan untuk mengatasinya.
  • Depresi. Kecemasan, ketakutan, dan trauma adalah hal-hal yang wajar dirasakan setelah mengalami serangan jantung. Akibatnya perasaan depresi dan terus bersedih dapat menghantui pasien selama beberapa minggu setelah keluar dari rumah sakit. Segera tanyakan kepada dokter cara mengatasinya, kondisi emosional seseorang juga berpengaruh dalam proses pemulihan.
  • Kembali bekerja. Jenis pekerjaan dan kondisi kesehatan sangat berpengaruh untuk menentukan apakah dan kapan Anda bisa kembali bekerja setelah mengalami serangan jantung. Tanyakan dan jelaskan kepada dokter mengenai jenis pekerjaan Anda dan kondisi medis secara keseluruhan sebelum Anda memutuskan kembali bekerja.
  • Mengemudikan kendaraan bermotor atau mesin. Sebelum mengemudikan kendaraan atau mengoperasikan mesin, disarankan untuk beristirahat total setelah mengalami serangan jantung. Mengenai kapan Anda bisa mengemudikan kendaraan bermotor lagi, ini tergantung pada tingkat keparahan penyakit Anda. Banyak orang bisa langsung berkendara lagi seminggu setelah serangan jantung. Namun pada kasus yang lebih parah, seseorang harus menunggu sampai sebulan sebelum diizinkan berkendara lagi. Agar lebih jelas, mintalah saran kepada dokter.

Sumber : http://www.alodokter.com/serangan-jantung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar