MARQUEE

HAVE A NICE DAY

Selasa, 07 Maret 2017

Kesehatan : Penyakit Alzheimer

Pengertian Penyakit Alzheimer

Penyakit Alzheimer adalah kondisi kelainan yang ditandai dengan penurunan daya ingat, penurunan kemampuan berpikir dan berbicara, serta perubahan perilaku pada penderita akibat gangguan di dalam otak yang sifatnya progresif atau perlahan-lahan.

Pada fase awal, seseorang yang terkena penyakit Alzheimer biasanya akan terlihat mudah lupa, seperti lupa nama benda atau tempat, lupa tentang kejadian-kejadian yang belum lama dilalui, dan lupa mengenai isi percakapan yang belum lama dibicarakan bersama orang lain.
Seiring perkembangan waktu, gejala akan meningkat. Penderita penyakit Alzheimer kemudian akan kesulitan melakukan perencanaan, kesulitan bicara atau menuangkan sesuatu ke dalam bahasa, kesulitan membuat keputusan, kerap terlihat bingung, tersesat di tempat yang tidak asing, mengalami gangguan kecemasan dan penurunan suasana hati, serta mengalami perubahan kepribadian, seperti mudah curiga, penuntut, dan agresif. Pada kasus yang parah, penderita penyakit Alzheimer bisa mengalami delusi dan halusinasi, serta tidak mampu melakukan aktivitas atau bahkan tidak mampu bergerak tanpa dibantu orang lain.

Ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit Alzheimer, di antaranya adalah gaya hidup yang tidak sehat, berjenis kelamin wanita, berusia di atas 65 tahun, memiliki orang tua atau saudara kandung yang sakit Alzheimer, memiliki riwayat penyakit jantung, dan pernah mengalami luka berat di kepala.





Diagnosis dan pengobatan penyakit Alzheimer

Dalam mendiagnosis penyakit Alzeimer, penting bagi dokter untuk menanyakan gejala yang dialami oleh pasien. Dokter akan menanyakan apakah pasien sering lupa, mengalami perubahan prilaku, bicara tidak jelas, dan kesulitan menjalani aktivitas sehari-hari tanpa dibantu orang lain. Selain itu, dokter juga akan mengevaluasi riwayat kesehatan pasien, seperti bagaimana status mental,  penyakit apa yang pernah atau sekarang diderita, obat-obatan apa yang dikonsumsi, dan adakah keluarga yang juga berpenyakit Alzheimer. Pemeriksaan melalui CT scan atau MRI mungkin akan ditawarkan oleh dokter untuk melihat adanya perubahan signifikan di dalam otak apabila pasien dicurigai menderita penyakit Alzheimer.
 
Tujuan pengobatan dalam kasus penyakit Alzheimer adalah untuk memperlambat perkembangan gejalanya saja karena penyakit ini belum bisa disembuhkan. Selain dengan pemberian obat-obatan, penanganan dari aspek psikologis melalui stimulasi kognitif juga harus diterapkan guna memperbaiki ingatan penderita, memulihkan kemampuannya dalam berbicara dan memecahkan masalah, serta membantunya memperbaiki kemampuan berbicara.
Penderita Alzheimer umumnya hidup sekitar 8-10 tahun setelah gejala muncul, namun ada juga beberapa penderita lain yang bisa hidup lebih lama dari itu. Meski penyakit Alzheimer belum ada obatnya, bentuk-bentuk penanganan yang ada saat ini bertujuan untuk memperlambat perkembangan kondisi serta meredakan gejala-gejalanya.

Karena itu, segera temui dokter jika daya ingat Anda mengalami perubahan atau Anda khawatir mengidap demensia. Penyakit Alzheimer yang dapat terdiagnosis sejak dini memberikan Anda lebih banyak waktu untuk melakukan persiapan serta perencanaan untuk masa depan. Selain itu, Anda akan mendapatkan penanganan medis lebih cepat yang bisa sangat bermanfaat. 

Hingga saat ini penyebab pasti penyakit Alzheimer belum diketahui. Namun para ahli yang melakukan penelitian mengemukakan bahwa di dalam otak penderita terjadi pengendapan protein beta-amyloid dan kekusutan neurofibril yang menghalangi suplai nutrisi antar sel otak. Seiring waktu, beta amyloid yang mengendap dan neurofibril yang kusut akan merusak dan mematikan sel-sel otak sehingga akhirnya membuat ukuran otak menyusut. Saat proses tersebut berjalan, gejala akan tampak pada penderita, yaitu berupa daya ingat berkurang, perubahan suasana hati, dan menurunnya kemampuan bicara. Rusaknya sel-sel otak juga dapat menurunkan kadar neurotransmitter di dalam otak yang berimbas kepada kacaunya koordinasi antarsaraf otak.

Berikut ini sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit Alzheimer.
  • Umur. Penyakit Alzheimer rentan diidap oleh orang-orang yang telah berusia di atas 65 tahun (terlebih lagi bagi mereka yang berusia di atas 80 tahun). Namun dari keseluruhan kasus yang terjadi, lima persen penderita penyakit alzheimer adalah orang-orang yang berusia 40-65 tahun.
  • Berjenis kelamin wanita.
  • Pernah mengalami cedera parah pada bagian
  • Genetik. Menurut penelitian, mereka yang memiliki orang tua atau saudara dengan Alzheimer akan lebih berisiko terkena penyakit yang sama. Kurang dari lima persen kasus penyakit Alzheimer terjadi akibat perubahan atau mutasi genetik yang diturunkan dari generasi sebelumnya.
  • Mengidap sindrom Down. Gangguan genetik yang menyebabkan terjadinya sindrom Down juga dapat menyebabkan penumpukan protein beta-amyloid di otak sehingga memicu terjadinya penyakit Alzheimer.
  • Mengidap gangguan kognitif ringan. Orang-orang dengan kondisi ini biasanya akan memiliki masalah pada daya ingat yang mungkin saja dapat memburuk seiring perkembangan usia.
Selain faktor-faktor di atas, sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko terkena penyakit jantung juga dapat meningkatkan risiko terkena penyakit Alzheimer. Karena itu, harap waspada jika Anda sering terpapar asap rokok, jarang berolahraga, jarang mengonsumsi makanan berserat, menderita kolesterol tinggi, hipertensi, obesitas, dan diabetes tipe-2.

Pencegahan penyakit Alzheimer

Ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk mencegah penyakit Alzheimer, di antaranya dengan menurunkan risiko terkena penyakit jantung, menjaga berat badan tetap sehat, mengonsumsi makanan sehat, rutin berolahraga, mengurangi konsumsi minuman beralkohol, berhenti merokok, menjaga otak agar tetap aktif bekerja, serta rutin memeriksakan diri ke dokter seiring pertambahan usia.

Penyakit Alzheimer belum dapat disembuhkan. Cara penanganan yang ada saat ini hanya bertujuan untuk meredakan gejala, memperlambat perkembangan penyakit, serta membuat penderita dapat hidup semandiri mungkin.

Jenis obat-obatan yang biasanya diresepkan oleh dokter untuk penyakit Alzheimer adalah rivastigmine, galantamine, donepezil, dan memantine. Keempat obat ini mampu meredakan gejala demensia dengan cara meningkatkan kadar zat tertentu di dalam otak.

Rivastigne, galantamine, dan donepezil biasa digunakan untuk menangani penyakit Alzheimer dengan tingkat gejala awal hingga menengah. Ketiga obat ini termasuk kelompok acetylcholinesterase inhibitors (ACE inhibitors) yang mampu mencegah penurunan neurotransmitter acetylcholine (zat yang berperan dalam kemampuan belajar dan daya ingat otak). Sedangkan memantine biasanya diresepkan bagi penderita Alzheimer dengan gejala tahap menengah yang tidak dapat mengonsumsi obat ACE inhibitors. Memantine juga dapat diresepkan pada pederita Alzheimer dengan gejala yang sudah memasuki tahap akhir.

Efek samping yang mungkin timbul dari mengonsumsi rivastigne, galantamine, dan donepezil adalah:
  • Kram otot
  • Diare
  • Mual
  • Insomnia
  • Rasa lelah
  • Sakit kepala
  • Pusing
  • Agitasi
  • Penurunan ritme jantung
Sedangkan efek samping yang mungkin timbul dari mengonsumsi memantine adalah:
  • Sakit kepala
  • Pusing
  • Sesak napas
  • Konstipasi
  • Rasa lelah
  • Hipertensi
  • Perasaan bingung
  • Gangguan keseimbangan
Selain melalui obat-obatan, pengobatan psikologis juga dapat diterapkan untuk menangani penyakit Alzheimer.
  • Stimulasi kognitif. Metode ini bertujuan meningkatkan daya ingat, kemampuan berkomunikasi, dan kemampuan dalam memecahkan masalah.
  • Terapi relaksasi dan terapi perilaku kognitif. Metode ini bertujuan mengurangi halusinasi, delusi, agitasi, kecemasan, depresi yang dialami oleh penderita Alzheimer.
Jika Anda menderita penyakit Alzheimer atau memiliki keluarga yang menderita penyakit ini, lakukanlah tips berikut ini di rumah.
  • Buatlah catatan mengenai hal-hal yang ingin Anda lakukan dan tempel catatan tersebut di pintu, kulkas, dekat televisi, atau di mana pun yang mudah terlihat.
  • Setel alarm pada jam/ponsel sebagai pengingat atau beri tahu orang yang Anda percaya mengenai rencana kegiatan yang akan Anda lakukan dan mintalah pada mereka untuk mengingatkan.
  • Simpan kontak kerabat, teman-teman, atau orang-orang yang Anda butuhkan di buku telepon dan di ponsel.
  • Simpan kunci di tempat yang biasanya Anda ingat dan mudah terlihat.
  • Setel tanggal secara tepat pada ponsel agar Anda tidak lupa dengan hari atau bila perlu mulailah berlangganan surat kabar tiap hari.
  • Tempelkan label pada tiap wadah tertutup agar Anda tidak lupa isinya, misalnya pada laci atau lemari makanan.
  • Pasang pegangan pada tangga atau kamar mandi untuk menghindari diri dari terjatuh.
  • Kurangi jumlah cermin karena dapat membuat penderita Alzheimer kebingungan atau bahkan ketakutan.
  • Atur perabotan agar tidak mengganggu dan membahayakan gerak penderita.
Sumber : http://www.alodokter.com/penyakit-alzheimer

Tidak ada komentar:

Posting Komentar